Vladimir Putin Memuji Indonesia Saat Wawancara dengan Tucker Carlson

Rindi Putra
0 Komentar
Beranda
Internet
News
X
Vladimir Putin Memuji Indonesia Saat Wawancara dengan Tucker Carlson
Vladimir Putin Memuji Indonesia Saat Wawancara dengan Tucker Carlson
Presiden Rusia, Vladimir Putin saat wawancara dengan Tucker Carlson

Dalam wawancara terbaru Tucker Carlson bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin., Ada hal menarik yang diungkapkan didalam video tersebut, Putin sempat memuji Indonesia yang berpotensi menjadi salah satu pemimpin ekonomi dunia. Putin menganggap jumlah penduduk Indonesia menjadi salah satu faktor penting dalam hal ini. 

"Indonesia sudah berada didalam klub pemimpin ekonomi (dunia) terlepas Anda suka atau tidak suka." - Vladimir Putin

Sampai saat artikel ini ditulis, video wawancara Tucker Carlson dengan Vladimir Putin mendapatkan 158 juta views di sosial media X (Twitter). Interview ini dianggap akan mengguncang dunia barat karena jarang sekali media barat yang dapat kesempatan seperti yang didapatkan oleh Tucker Carlson ini.

Anda dapat menonton full interview Tucker Carlson dan Presiden Rusia, Vladimir Putin disini. Vladimir Putin menyebut Indonesia ada di menit "1:33:00" (satu jam tiga puluh tiga menit). Saya sangat menyarankan Anda agar mendengarkan pernyataan Putin secara utuh agar lebih memahami apa yang dimaksudkan olehnya dan mengapa dia berbicara tentang Indonesia.

Potongan komentar tersebut dikeluarkan oleh Vladimir Putin saat mengkritik negara barat yang terlihat tidak peduli dengan perkembangan yang terjadi di dunia saat ini, mereka seperti tidak rela bahwa sekarang China mengambil alih posisi mereka sebagai poros ekonomi dunia. Putin menganggap bahwa pihak Amerika dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) selalu mengupayakan agar China gagal menjadi poros ekonomi dunia.

Baca juga: Cara Terjemahkan Otomatis Video Bahasa Asing Ke Indonesia di X (Twitter)

Vladimir Putin: Indonesia masuk klub elit pemimpin ekonomi dunia

Dalam wawancara dengan Tucker Carlson ini Vladimir Puting menyebutkan Indonesia sebagai contoh negara yang tidak bisa diabaikan pertumbuhan ekonominya. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, Putin yakin Indonesia masuk kedalam kelompok elit negara - negara yang akan mempengaruhi perekonomian dunia.

"Lihatlah bagaimana Indonesia berkembang, 600 juta orang. Hal tersebut tidak bisa kita hindari. Kita harus berasumsi bahwa Indonesia akan masuk (sebagai salah satu pemimpin ekonomi dunia). (Sebenarnya juga) mereka sudah berada didalam klub (kelompok) pemipin ekonomi (dunia) terlepas Anda suka atau tidak suka." - Vladimir Putin

Walaupun kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih jauh dibawah negara - negara besar dunia, namun potensi untuk mengarah kesana, seperti yang Putin bilang, memang sangat terbuka lebar. Dengan populasi penduduk yang besar dan berkualitas, Indonesia sangat siap untuk mengambil peran penting di dalam perekonomian dunia.

600 Juta Orang itu Penduduk Indonesia?

Dalam wawancara tersebut Putin menyebutkan 600 juta orang saat membahas tentang Indonesia. Hal ini lumayan membingungkan karena faktanya saat ini jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus tahun 2021 masih berada di 273,8 juta penduduk.

Ada dua kemungkinan, pertama, ada salah terjemahan dari bahasa Rusia ke bahasa Inggris, atau yang kedua dan ini yang kemungkinan besar dimaksud oleh Presiden Putin. 600 juta orang itu adalah proyeksi jumlah penduduk Indonesia dimasa depan.

Jika asumsi ini benar, maka 600 juta penduduk bukan hal yang mustahil untuk dicapai karena pertumbuhan penduduk di Indonesia sampai saat ini masih dalam fase menanjak.

Terlepas dari hal ini, kita patut berbangga karena Indonesia sudah mulai dianggap sebagai "pemain" penting dalam percaturan ekonomi dunia oleh salah satu orang paling berpengaruh di dunia.

Putin: Amerika dan NATO harus beradaptasi

Selain itu, Putin juga mengkritik Amerika dan NATO yang selalu memberikan tekanan terhadap Rusia yang sebenarnya hanya ingin ikut berperan aktif dalam perekonomian global bersama negara - negara Eropa dan Amerika. Namun keinginan Putin ini sepertinya tidak dianggap serius oleh negara barat dan tetap menganggap Rusia sebagai ancaman.

Putin melanjutkan bahwa pemikiran - pemikiran tersebut harus dihilangkan jika ingin tetap beradaptasi dengan perkembangan ekonomi dunia. Putin percaya bahwa negara barat harus dipimpin oleh orang - orang baru yang peduli dengan masa depan dan bisa membaca kondisi dunia saat ini. 

Dalam komentar tersebut Vladimir Putin menyebutkan Indonesia sebagai contoh negara yang sangat berpotensi menjadi pemain ekonomi di dunia yang sebelumnya tidak terlalu berpengaruh dalam ekonomi dunia yang saat itu hanya didominasi oleh negara barat saja.

Putin: Kerjasama Rusia dan Tiongkok saling menguntungkan

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebutkan kerjasama antara Rusia dan TRepublik Rakyat Tiongkok saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Putin menyebutkan banyak sekali aspek kerjasama yang mereka lakukan mulai dari bidang teknologi sampai pangan, mereka lakukan dan berdampak baik bagi kedua negara.

Sekarang Negara Republik Rakyat Tiongkok sudah menggantikan Amerika sebagai poros ekonomi dunia dengan kondisi ekonomi yang terus meningkat. Pihak Amerika tidak bisa begitu saja acuh dan terus menganggap bahwa China akan terus berada dibawah mereka dalam hal pengaruh ekonomi dunia, negara Barat harus tetap aktif dan beradaptasi dengan perubahan ekonomi yang terjadi di dunia.

Transkrip lengkap antara Tucker Carlson dan Vladimir Putin yang didalamnya menyebut nama Indonesia.

Tucker Carlson (1:30:24):

Bahasa Indonesia:

"Anda menggambarkan dua sistem yang berbeda, Anda mengatakan bahwa para pemimpin bertindak demi kepentingan pemilih, tetapi Anda juga mengatakan bahwa keputusan mereka tidak dibuat oleh para pemimpin, melainkan dibuat oleh kelas - kelas yang berkuasa.

Anda sudah lama memerintah negara (Rusia) ini, Anda sudah mengenal semua Presiden Amerika. Menurut Anda, apa sajakah pusat kekuatan di Amerika Serikat? Siapa yang benar - benar mengambil keputusan?"

Bahasa Inggris:

"You're describing two different systems, you said the leaders act in the interest of the voters,, you also said that their decisions are not made by the leaders, they are made by the ruling classes.

You've run this country for so long, you've known all these America's Presidents. What are those power centers in the United States do you think? Like who actually makes the decision? "

Vladimir Putin (1:30:44):

Bahasa Indonesi:

"Entahlah, Amerika adalah negara yang kompleks, konservatif di satu sisi, dan cepat berubah di sisi lain. Tidak mudah untuk merunut semuanya. Siapa yang mengambil keputusan dalam pemilu, apakah mungkin bisa dipahami, ketika setiap negara bagian memiliki undang-undangnya sendiri, setiap negara bagian mengatur dirinya sendiri, seseorang dapat dikeluarkan dari pemilu di tingkat negara bagian. Ini adalah sistem pemilu dua tahap. Sangat sulit bagi kami untuk memahaminya.

Yang pasti, ada dua partai yang dominan. Mereka adalah Partai Republik dan Demokrat. Dan dalam sistem kepartaian ini, pusat-pusat yang membuat keputusan, yang menyiapkan keputusan, kemudian mengawasi. Menurut pendapat saya, mengapa setelah runtuhnya Uni Soviet (Amerika) terus mengambil kebijakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan dengan terus memberikan tekanan terhadap Rusia, dan pada akhirnya hal ini menunjukan mereka tetap memutuskan untuk menekan (Rusia).

Ekspansi NATO mendukung kaukus separatistan, penciptaan sistem pertahanan rudal. Ini semua adalah elemen tekanan, tekanan, tekanan, kemudian menyeret Ukraina ke bergabung kedalam NATO juga bertujuan untuk menekan, menekan, menekan. Mengapa?

Saya kira (alasannya) antara lain karena diciptakannya kapasitas produksi yang berlebihan. Selama konfrontasi dengan Uni Soviet, ada banyak pusat, yang dibentuk dan dikhususkan untuk (mengurus) Uni Soviet, yang sebenarnya tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Mereka meyakinkan para pemimpin politik bahwa mereka perlu untuk terus memaksa Rusia agar pecah guna menciptakan beberapa entitas negara yang nantinya akan dimanfaatkan untuk melawan Tiongkok (China). Ini adalah sebuah kesalahan, termasuk potensi berlebihan dari mereka yang bekerja untuk konfrontasi dengan Uni Soviet.

Ini perlu disingkirkan, harus ada kekuatan baru yang bersih. Orang - orang yang melihat ke masa depan dan memahami apa yang terjadi di dunia.

Lihatlah bagaimana Indonesia berkembang, 600 juta orang. Hal tersebut tidak bisa kita hindari. Kita harus berasumsi bahwa Indonesia akan masuk (sebagai salah satu pemimpin ekonomi dunia). (Sebenarnya juga) mereka sudah berada didalam klub (kelompok) pemipin ekonomi (dunia) terlepas Anda suka atau tidak suka.

Ya, kami memahami dan menyadari bahwa di Amerika Serikat meskipun ada banyak masalah ekonomi. Keadaan masih normal, perekonomian tumbuh lumayan, dan PDB tumbuh 2,5 persen kalau tidak salah. Namun jika kita ingin menjamin masa depan, maka kita perlu mengubah pendekatan kita terhadap apa yang sedang berkembang.

Seperti yang telah saya katakan, dunia akan tetap berubah terlepas dari bagaimana perkembangan di Ukraina berakhir.

Dunia sedang berubah. dan orang Amerika Serikat sendiri, para ahli, menulis bahwa Amerika secara bertahap mengubah posisi mereka di dunia. Pakar Anda yang menulis itu, saya hanya membacakannya.

Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana hal ini nantinya terjadi, secara menyakitkan dan cepat atau secara halus dan bertahap. Dan ini ditulis bukan oleh orang-orang yang anti-Amerika, mereka hanya orang - orang yang mengikuti tren perkembangan global."

Bahasa Inggris:

"I don't know, America is a complex country, conservative on one hand, rapidly changing on the other. It's not easy to sort it all out. Who makes decisions on the elections, is it possible to understand this, when each state has its own legislation, each states regulate itself, someone can be excluded from elections at the state level. It is a two-stage electoral system. It is very difficult for us to understand it. 

Certainly, there are two parties that are dominant. They are Republicans and the Democrats. And within this party system, the centers that make decisions, that prepare decisions, then look. Why in my opinion after the collapse of the Soviet Union in such erroneous crude completely unjustified Policy of pressure was pursued against Russia, After all this is a policy of pressure.

NATO expansion support for the separatistan caucuses, creation of a missile defense system. These are all elements of pressure, pressure, pressure, then dragging Ukraine into NATO is allabout pressure, pressure, pressure. Why?

I think among other things because exessive production capacities were created. During the confrontation with the Soviet Union, there were many centers, created and specialized on the Soviet Union, who could not do anything else. 

They convinced the political leadership that it is necessary to continue chiseling Russia to try to break it up to create on these territories several quasi-state entities into subdue them in undevided form to use their combined potential for the future struggle with China. This is a mistake includig the excessive potential of those who work for the confrontation with the Soviet Union. 

It is necessary to get rid of this, there should be new fresh forces. People who look into the future and understand what is happening in the world.

Look at how Indonesia is developing, 600 million people. where can we get away from that? nowhere. We just have to assume that Indonesia will enter. It is already in the club of the leading economy no matter (whether) you like it or dislike it.

Yes, we understand and are aware that in the United States despite all the economic problems. The situation is still normal, the economy growing decently, and the GDP is growing by 2.5 percent if I'm not mistaken. but if we want to ensure the future, then we need to change our approach to what is changing.

As I already said the world would nevertheless change regardless of how the development in Ukraine ends.

The world is changing. and the United States themselves, experts, are writing that the US are nonetheless gradually changing their position in the world. It is your expert who writes that, I just read them.

The only question is how would this happen, painfully and quickly or gently and gradually. And this is written by people who are not anti-American they simply follow global development Trends."

Baca juga:

Penulis blog

Rindi Putra
Rindi Putra
Graphic Designer & Technology Junkie Graduated with 'International Trade Management' Major | 2 Years of Professional career on International Shipping Company & 3 Years career on Local Fashion Brand Company | 10 Years (and still counting) as Digital content creator. Feel free to connect with me on Social Media Twitter/Instagram: @rindiputra

Tidak ada komentar

Mohon maaf komentar Anda tidak akan langsung muncul karena ada proses moderasi. Terpaksa harus dilakukan untuk menyaring komentar spam yang merugikan banyak pihak. Terima kasih atas pengertiannya. Selamat membaca!