Beranda
News
Security
WhatsApp
Ricuh Pilpres - Pemerintah Indonesia Blokir WhatsApp
Ricuh Pilpres - Pemerintah Indonesia Blokir WhatsApp, Facebook, dan Instagram

Pemerintah Indonesia Blokir WhatsApp? Yup! Hari ini Pemerintah Indonesia mengkonfirmasi bahwa mereka sengaja membatasi akses ke beberapa media sosial termasuk whatsapp. Selain WhatsApp, ada juga Facebook dan Instagram yang ikut di blokir. KPU Secara resmi mengumumkan Hasil perolehan suara Pemilu 2019 pada tanggal 21 Mei 2019 pukul 2 dini hari (02:00 AM). KPU Mengumumkan bahwa presiden dengan suara terbanyak adalah pasangan Joko Widodo KH. Ma'ruf Amin mengalahkan pasangan Prabowo - Sandiaga Uno. Selain Pengumuman Pemenang Presiden dan wakil Presiden, diumumkan juga perolehan suara untuk masing - masing partai politik. Namun pengumuman tersebut sepertinya menimbulkan gelombang ketidakpercayaan kepada KPU, pastinya yang paling vokal dari kubu yang tidak dimenangkan. Tindakan pencegahan pun diambil, Pemerintah Indonesia blokir whatsApp dan beberapa media sosial lain. “Kami adakan pembatasan akes di media sosial. Fitur tertentu untuk tidak diaktifkan untuk menjaga hal-hal negatif yang terus disebarkan masyarakat,” -Wiranto (Menko Polhukam R.I.).

Pemerintah Indonesia Blokir WhatsApp dengan sengaja

Yup! Anda tidak salah baca, Pemerintah Indonesia DENGAN SENGAJA memblokir akses pengguna WhatsApp pasca pengumuman hasil penghitungan suara Pemilu 2019. Hal ini diakui langsung oleh Menko Polhukam (Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto, S.H) Langkah ini juga diklaim sebagai antisipasi demo 22 Mei 2019 yang memang sejak awal sangat diwanti - wanti oleh pemerintah. Persisnya, pemerintah ingin membatasi aliran informasi di masyarakat yang dapat menimbulkan gejolak baru di lapangan. Wiranto, Menteri koordinator untuk urusan politik, hukum dan keamanan, mengkonfirmasi dalam konferensi pers bahwa pemerintah membatasi akses ke media sosial dan "menonaktifkan fitur tertentu", menurut laporan dari Coconuts. (baca juga: https://tekno.kompas.com/read/2019/05/22/14291067/wiranto-pemerintah-sengaja-batasi-media-sosial-hari-ini)

Tidak luput dari sorotan media internasional 

"Indonesia adalah negara terbaru yang "memukul palu" di media sosial setelah pemerintah membatasi penggunaan WhatsApp dan Instagram menyusul kerusuhan yang mematikan." Ini adalah salah satu kalimat yang ditulis dalam laman TechCrunch.

Media - media asing juga menjelaskan bahwa WhatsApp adalah aplikasi yang paling banyak digunakan di negara Indonesia. Jadi akan sangat terlihat jika pemerintah Indonesia blokir whatsapp, pasti cepat menyebar informasinya.

Menurut pengamat dari TechCrunch, banyak pengguna di Indonesia saat ini melaporkan kesulitan mengirim pesan multimedia melalui WhatsApp, yang merupakan salah satu aplikasi chat paling populer di Indonesia. Sedangkan tagar #instagramdown juga menjadi trending topik di kalangan pengguna Twitter di Indonesia karena masalah dalam mengakses sosial media, termasuk WhatsApp.

Tidak hanya WhatsApp.

Sampai saat ini terkonfirmasi bahwa ada Facebook dan juga Instagram yang mengalami pembatasan seperti di aplikasi WhatsApp.

Sangat wajar jika Facebook dan Instagram juga mengalamai hal yang sama, yup! seperti yang telah kita ketahui, ketiga aplikasi tersebut dibawah naungan perusahaan yang sama, yaitu Facebook ,Inc.

Facebook - yang mengoperasikan WhatsApp dan Instagram - tidak secara eksplisit mengkonfirmasi pembatasan tersebut, tetapi ia mengatakan telah berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia.

Setelah pemerintah Indonesia blokir WhatsApp, Facebook pun berkomentar: “Kami menyadari situasi keamanan yang sedang berlangsung di Jakarta dan telah responsif terhadap Pemerintah Indonesia.  Kami berkomitmen untuk mempertahankan semua layanan kami bagi orang-orang yang bergantung pada mereka untuk berkomunikasi dengan orang yang mereka cintai dan mengakses informasi penting, ”

Sejumlah pengguna WhatsApp yang berbasis di Indonesia mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat mengirim foto, video, dan pesan suara melalui layanan ini. Pembatasan itu dicabut ketika menggunakan Wi-Fi atau layanan data seluler melalui VPN, orang-orang dikonfirmasi.

Pembatasan akibat ketegangan politik

Sepertinya media - media asing pun sudah tahu bahwa kerusuhan dan pembatasan akses ini adalah imbas dari hasil pengumuman pemenang pemilu yang diumumkan oleh KPU. Seperti yang juga telah diberitakan oleh salah satu website teknologi internasional. "Pembatasan itu terjadi ketika Indonesia bergulat dengan ketegangan politik setelah rilis hasil pemilihan presiden pada hari Selasa. Kandidat yang dikalahkan Prabowo Subianto mengatakan ia akan menentang hasilnya di Mahkamah Konstitusi (MK)."

Apakah dengan pemerintah Indonesia blokir WhatsApp berpengaruh terhadap situasi di lapangan? Seperti yang kita ketahui, kerusuhan pecah di ibukota negara, Jakarta. Sedikitnya enam orang meninggal dan menyebabkan lebih dari 200 orang terluka.

Bukan yang pertama bagi Facebook

Bagi Facebook, melihat layanannya terputus secara paksa di suatu wilayah bukan lagi insiden langka. Facebook juga pernah mengalami pembatasan serupa di Sri Lanka pada bulan April, saati itu layanan Facebook sepenuhnya dilarang selama berhari-hari di tengah serangan teroris di negara itu. 

India, yang baru minggu ini menyelesaikan pemilihan umum, telah menyatakan keprihatinan atas ketidakmampuan Facebook untuk menahan penyebaran informasi palsu di WhatsApp, yang merupakan aplikasi obrolan terbesar dengan lebih dari 200 juta pengguna bulanan.

Apakah hal ini merupakan pengalihan isu? atau memang benar untuk mengurangi penyebaran informasi palsu (hoax)? hanya pemerintah yang tahu... hehe Bagaimana menurut pendapat Anda? apakah pembatasan akses ini memang perlu dilakukan? atau terlalu berlebihan?

Artikel menarik lainnya dari rinditech.com:

Penulis blog

Melki Jakaria
Melki Jakaria
Computer technician | Blogger | Graphic designer. 'agrotechnology' students | 2 years computer technician career at MDIT Solution | Digital content creators.

Tidak ada komentar

Mohon maaf komentar Anda tidak akan langsung muncul karena ada proses moderasi. Terpaksa harus dilakukan untuk menyaring komentar spam yang merugikan banyak pihak. Terima kasih atas pengertiannya. Selamat membaca!