Beranda
Tips 'n Trick
Toko Online
Tutorial
Cara Menghitung Ongkos Kirim Berdasarkan Ukuran Volume dan Berat
Cara Menghitung Ongkos Kirim Berdasarkan Ukuran Volume dan Berat

Berikut ini adalah cara menghitung ongkos kirim berdasarkan ukuran volume dan berat. Cara ini bisa diterapkan di semua ekspedisi seperti JNE, JNT, SiCepat, NinjaExpress, AnterAja, dll. Terkadang berat barang tidak seberapa tetapi ukurannya membuat biaya kirim lebih mahal, begitu juga sebaliknya. Bagaimana cara perhitungan paket yang benar?

Bagaimana cara menghitung ongkos kirim berdasarkan ukuran volume dan berat. Rumus perhitungan berat berdasarkan ukuran volume adalah (P x L x T) / 6.000 dan hasilnya nanti dibandingkan dengan berat paket. Dimana ukuran yang lebih besar (berat) akan dipakai sebagai perhitungan baiya ongkir.

Perhitungan dengan metode volumetrik seperti diatas memang tidak terlalu umum diketahui, dan umumnya hanya orang - orang yang bekerja di bidang pengiriman /ekspedisi yang tahu. Saya sendiri pun tahu perhitungan ini saat dulu bekerja di perusahaan ekspor - impor.


Cara Menghitung Ongkos Kirim Berdasarkan Ukuran Volume dan Berat

Seperti yang sudah saya tulis diatas, perhitungan biaya ongkos kirim dengan ukuran volume adalah (P x L x T) / 6.000 dan nanti hasilnya dikali dengan biaya ongkos kirim per /kilo, P L T itu singkatan dari Panjang, Lebar, dan Tinggi. Jika hasilnya lebih mahal dari perhitungan berat barang, maka biaya ongkir yang akan diambil adalah biaya berdasarkan volume. 

Sebaliknya, jika perhitungan volume hasilnya lebih rendah (murah) dari perhitungan berat, maka biaya yang terapkan adalah berat barang (bukan ukuran volume). Ini adalah peraturan hampir di semua pihak ekspedisi, termasuk di perusahaan tempat saya bekerja dulu yang mengurusi barang dari dan ke luar negeri.

Perhitungan ini pun diterapkan di semua e-commerce atau toko online seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan toko online lainnya. Semua mengacu pada perhitungan volumetrik dengan standar yang sama.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh perhitungan - perhitungan dibawah ini untuk ilustrasi yang lebih jelas.


Contoh 1 perhitungan biaya ongkos kirim dengan ukuran volume dan berat

Misalnya saya akan mengirim barang berupa 10 buah buku dan setelah di bungkus (packing) dengan kardus maka total beratnya menjadi 3 kg. Paket kardus tersebut berukuran 40cm x 30cm x 20cm. Dan ongkos kirim ke kota tujuan adalah 15 rb /per kg.

  • Perhitungan ongkir berdasarkan berat: 3 kg x 15 rb = Rp 45.000 
  • Perhitungan ongkir berdasarkan volume: 40x30x20 / 6.000 = 4 kg x 15 rb = Rp 60.000

Dari perhitungan diatas terlihat jelas bahwa ongkos kirim berdasarkan volume lebih mahal, maka pihak ekspedisi/toko online akan menerapkan harga berdasarkan volume (Rp 60.000) karena paket kita memerlukan tempat lebih besar di kontainer /truk.


Contoh 2 perhitungan biaya ongkos kirim dengan ukuran volume dan berat

Contoh kedua ini misalnya saya akan mengirim barang berupa 20 buah buku dan setelah di bungkus (packing) dengan kardus maka total beratnya menjadi 6 kg. Paket kardus tersebut berukuran 40cm x 30cm x 25cm. Dan ongkos kirim ke kota tujuan adalah 15 rb /per kg.

  • Perhitungan ongkir berdasarkan berat: 6 kg x 15 rb = Rp 90.000 
  • Perhitungan ongkir berdasarkan volume: 40x30x25 / 6.000 = 5 kg x 15 rb = Rp 75.000

Dari contoh perhitungan diatas terlihat bahwa ongkos kirim berdasarkan berat lebih malah dari perhitungan ongkos kirim berdasarkan volume atau ukuran. Jadi pihak ekspedisi akan menerapkan biaya ongkir berdasarkan berat paket (Rp 90.000), bukan berat volume.


Contoh 3 perhitungan biaya ongkos kirim dengan ukuran volume dan berat

Contoh ketiga ini saya akan mengirim barang berupa 2 buah buku dan setelah di bungkus (packing) dengan kardus maka total beratnya menjadi 900 gram (0.9 kg). Paket kardus tersebut berukuran 20cm x 15cm x 10cm. Dan ongkos kirim ke kota tujuan adalah 15 rb /per kg.

  • Perhitungan ongkir berdasarkan berat: 0.9 kg x 15 rb = Rp 15.000 (dibawah 1kg tetap dikenai biaya 1kg) 
  • Perhitungan ongkir berdasarkan volume: 20x15x12 / 6.000 = 0.6 kg x 15 rb = Rp 15.000 (dibawah 1kg tetap dikenai biaya 1kg) 

Dari contoh diatas terlihat tidak ada perbedaan antara biaya ongkir berdasarkan berat dan volume, jadi sama saja hasilnya kalau kondisinya seperti ini. karena keduanya tidak melebihi batas maksimal 1kg maka keduanya akan ditagih biaya kirim 1 kg (Rp 15.000).


Bolehkah kita sengaja mengecilkan ukuran paket agar ongkos kirim tidak kena volume?

Untuk proses pengemasan atau penyusunan paket didalam box atau kardus sampai saat ini tidak ada peraturan resminya. Jadi silahkan saja, jika memang bisa, dipadatkan agar ukuran paket tetap kecil sehingga tidak dihitung berdasarkan ukuran (volume).

Namun perlu diingat bahwa faktor keamanan barang jangan sampai diabaikan, apalagi jika barang yang dikirim sangat rentan untuk hancur atau rusak jika terlalu dekat atau bersentuhan dengan barang lain. 

Jika memang syarat barangnya harus menggunakan tempat yang besar, anda tidak boleh memaksakan dengan menggunakan paket yang kecil sehingga keamanan barang diperjalanan tidak terjamin. Bagaimana pun juga anda mencari untung dari hasil penjualan barang, bukan dari selisih ongkos kirim.

Jika anda memang sudah maksimal dalam mengecilkan ukuran paket namun tetap kena volume, terangkan saja pada pembeli anda bahwa paket terkena volume. Pembeli pun pasti mengeri jika anda tidak bisa lagi mengurangi biaya kirim, karena kondisi produknya memang seperti itu.


Pertimbangkan menggunakan jasa ekspedisi kargo

Bagi anda yang memiliki barang dengan ukuran yang besar seperti sepeda, TV, alat olahraga yang besar, dll. Saya sarankan anda untuk menggunakan jasa pengiriman kargo, dan jasa kargo ini juga tersedia di hampir semua ekspedisi besar di Indonesia.

Pihak e-commerce seperti Tokopedia menyarankan jika produk atau barang kita lebih dari 5 kg maka kita disarankan untuk menggunakan jasa kirim kargo, tentunya untuk menghemat biaya pengiriman. Jika kurang yakin, coba saja anda hitung sendiri biaya menggunakan kargo dan biaya menggunakan pengiriman reguler.

Kekurangan dari jasa kargo ini adalah proses pengiriman yang mungkin lebih lambat, untuk pengiriman normal antar kota yang biasanya 2-3 hari, jika menggunakan kargo bisa sampai 3-5 hari. Namun jika anda atau customer anda bisa mentolelir waktu pengiriman ini, biaya ongkir yang dihemat bisa lumayan banyak.

Contohnya di Tokopedia, jika saya ingin membeli sebuah sepeda statis untuk olah raga di rumah yang memiliki berat 29 kg dan saya memilih proses pengiriman Reguler (2-4 hari) maka saya harus mengeluarkan ongkos kirim sebesar Rp 435.000 (empat ratus tiga puluh lima ribu). 

Namun jika saya memilih menggunakan pengiriman kargo dengan barang yang sama, maka saya hanya perlu mengeluarkan ongkir sebesar Rp 116.000 dengan estimasi pengiriman 3-5 hari.

  • Reguler (2-4 hari) Rp 435.000
  • Kargo (3-5 hari) Rp 116.000

Nampaknya jika dilihat dari waktu pengirimannya tidak terlalu jauh, saya hanya perlu menunggu satu atau 2 hari lebih lama dari pengiriman reguler. Namun dari sisi biaya atau ongkos kirim saya bisa menghemat biaya pengiriman sebesar Rp 319.000 dengan perbedaan waktu pengiriman hanya 2 hari.


Bagaimana cara menggunakan jasa pengiriman kargo

Umumnya, semua ekspedisi besar seperti JNE, SiCepat dan AnterAja sudah memiliki layanan pengiriman kargo. Namun di beberapa kota juga biasanya ada ekspedisi yang khusus melayani pengiriman kargo, tinggal dibandingkan saja selisih harganya.

Jika anda berjualan di e-commerce jangan lupa aktifkan jasa pengiriman kargo di pilihan pengiriman agar pembeli bisa langsung memilih pengiriman via kargo di toko online anda.

Jika anda tidak menggunakan e-commerce atau mengirim secara personal, silahkan datang dulu ke ekspedisi terdekat dan tanyakan proses pengiriman paket kargo, biasanya ada tempat khusus atau cara khusus untuk mengirim paket dengan layanan kargo, atau bisa juga nanti dijemput oleh kurir. Tergantung pelayanan yang disediakan setiap ekspedisi.

Semoga tulisan mengenai cara menghitung ongkos kirim berdasarkan ukuran volume dan berat ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan simpan di kolom komentar dibawah seperti biasa. Tetaplah menjadi pengguna yang bijak! #beWiseUser!


Baca juga:

Penulis blog

Rindi Putra
Rindi Putra
Graphic Designer & Technology Junkie Graduated with 'International Trade Management' Major | 2 Years of Professional career on International Shipping Company & 3 Years career on Local Fashion Brand Company | 10 Years (and still counting) as Digital content creator. Feel free to connect with me on Social Media Twitter/Instagram: @rindiputra

Tidak ada komentar

Mohon maaf komentar Anda tidak akan langsung muncul karena ada proses moderasi. Terpaksa harus dilakukan untuk menyaring komentar spam yang merugikan banyak pihak. Terima kasih atas pengertiannya. Selamat membaca!