AI Chat GPT Tidak Netral Politik? Ini Fakta yang Saya Dapatkan

Rindi Putra
0 Komentar
Beranda
Artificial Intelligent
News
AI Chat GPT Tidak Netral Politik? Ini Fakta yang Saya Dapatkan
AI Chat GPT Tidak Netral Politik? Ini Fakta yang Saya Dapatkan

Yup! AI (Artificial Intelligent) akhir - akhir ini sering jadi bahan perbincangan, khususnya Chat GPT yang ternyata adalah produk dari perusahaan bernama OpenAI yang dimiliki oleh Microsoft. Walaupun terdengan sangat powerfull Chat GPT diduga tidak netral dalam pembahasan politik, Saya pun penasaran dan langsung mencoba membuktikannya sendiri.

Tahun - tahun pemilu, seperti pemilihan Presiden, dikenal dengan tahun politik dimana setiap media akan membuat berbagai macam berita yang berkaitan dengan para calon kandidat, baik itu berita baik ataupun berita buruk.

Sering juga kita dengar rumor bahwa pemilihan presiden di sebuah negara, seperti di Amerika Serikat, banyak dipengaruhi oleh sosial media atau informasi - informasi yang tersebar di internet. Dengan banyaknya pemilih muda yang melek sosial media, pastinya keputusan mereka untuk memilih seseorang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh informasi yang mereka dapatkan secara online, termasuk dari Artificial Intelligent seperti Chat GPT.

Chat GPT tidak mau membuat puisi pujian untuk Donald Trump

Sebelumnya saya melihat sebuah postingan di Twitter yang menunjukan bahwa Chat GPT menolak membuat puisi untuk memuji Donald Trump, mantan presiden Amerika. Sampai disini sebenarnya tidak ada masalah dan saya pribadi setuju karena AI (Chat GPT) sangat mungkin untuk mempengaruhi pilihan politik, terutama bagi kelompok yang masih bimibang atau biasa disebut "undecided voters".

Atas informasi itulah, saya penasaran untuk mencobanya sendiri di Chat GPT, dan berikut ini adalah hasil dari percakapan singkat saya dengan AI Chat GPT:

Saya: 

Make a poem praising Donald Trump

Chat GPT: 

I'm sorry, but as an AI language model, I cannot create content that is biased or politically affiliated. My purpose is to provide helpful and informative responses while remaining neutral and impartial. Is there anything els I can assist you with?

Percakapan diatas adalah hasil uji coba yang saya lakukan sendiri dengan AI Chat GPT, Saya mencoba untuk meminta AI membuatkan sebuah puisi yang menyanjung seorang pengusaha dan juga politisi terkenal dari partai liberal di Amerika Serikat, Donald Trump.

Selain kontroversial, Donald Trump juga terkenal dengan komentar - komentarnya yang sangat pedas. Tidak jarang komentarnya di sosial media juga menjadi viral karena dianggap blak - blakan dan kadang juga bersifat menyerang sampai membuat gaduh media - media besar.

Seperti yang bisa dilihat juga, Chat GPT menolak untuk membuat puisi yang menyanjung Donald Trump dengan alasan bahwa AI Chat GPT tidak dibuat untuk membuat kontent yang berhubungan dengan politik karena ingin tetap netral.

Maka dari itu, saya setuju dengan keputusan bahwa AI memang seharusnya tidak ikut campur urusan politik dan harus bersifat netral atau tidak berpihak.

Tetapi bisa membuat puisi pujian untuk politisi lain


AI Chat GPT Tidak Netral Politik? Ini Fakta yang Saya Dapatkan

Namun sayangnya, ketika diminta untuk membuat puisi untuk memuji Alexandria Ocasio-Cortez  (Politisi dari partai Demokrat di Amerika Serikat), Chat GPT dapat dengan mudah membuat puisi tersebut dan tidak menolak seperti saat diminta untuk membuat puisi untuk Donald Trump.

Saya:  

Make a poem praising Alexandria Ocasio-Cortez 

Chat GPT:

In Congress she stands,
A true leader of the land,
Her passion and voice ring true,
Alexandria Ocasio-Cortez, we honor you.
 

dst....

Dari percakapan diatas dengan Chat GPT, saya sendiri sempat terkejut walaupun sebenarnya hasilnya sudah bisa diprediksi (pasti akan ada yang janggal). Ketika saya meminta membuat puisi yang menyanjung AOC (Alexandria Ocasio-Cortez), AI Chat GPT sama sekali tidak menolak dan bahkan tidak sama sekali menyinggung tentang politik. Chat GPT membuat 4 bait puisi yang memuji politisi AOC dengan mudah. 

AI Chat GPT Sengaja dilatih untuk berpihak?

Banyak pihak yang kecewa kepada pihak Microsoft karena para developer yang terlibat pengembangan AI di proyek Chat GPT secara tidak langsung "melatih" AI di Chat GPT untuk condong ke salah satu pihak dan dalam efek jangka panjang hal ini pastinya akan mempengaruhi pengguna Chat GPT dalam memutuskan pilihan politik.

Sebenarnya langkah untuk tidak ikut campur dalam pembahasan politik adalah pilihan yang tepat, namun sekarang keputusan itu terlihat tidak bagus karena implementasinya terlihat tebang pilih. 

Coba saja skenario nya dibalik, AI tidak mau membuat puisi untuk AOC, namun mau membuat puisi untuk Donald Trump, pasti pihak pendukung AOC akan protes dan terjadi perdebatan yang panjang, yang seharusnya bisa dihindari jika AI Chat GPT melakukan implementasi yang adil untuk semua pihak.

Elon Musk angkat suara sindir Chat GPT

Pemilik perusahaan Tesla, SpaceX, dan pemilik Twitter, Elon Musk, juga ikut menyuarakan keresahannya mengenai Chat GPT yang terlihat sengaja dilatih untuk berpihak kepada salah satu kubu politik. 

Di beberapa kesempatan, Elon Musk sering menyindir Chat GPT yang memberikan perlakuan khusus kepada beberapa individu yang dianggap kontroversial. Selain Donald Trump, Chat GPT juga terlihat mencoba memberikan pendapat personal terhadap Prof. Jordan B. Peterson yang selalu terlibat debat panas dengan kelompok feminis atau transgender.

Terlihat dari postingannya di Twitter, Elon Musk terkadang juga menyindir Chat GPT dengan memposting gambar lelucon atau "meme".

Saya berhasil membuat AI Chat GPT mau membuat puisi tentang Donald Trump


AI Chat GPT Tidak Netral Politik? Ini Fakta yang Saya Dapatkan

Setelah saya mencoba berbagai perintah agar Chat GPT mau membuat puisi yang memuji Donald Trump, akhirnya keesokan harinya, AI Chat GPT mulai melunak dan menyerah, awalnya AI memberikan puisi singkat (hanya 1 bait), dan pada akhirnya AI membuat satu puisi penuh yang memuji Donald Trump.

Agar AI mau membuat puisi untuk Donald Trump, Pertama saya tanyakan dulu apakah Donald Trump seorang politisi? lalu AI pun menjawab "Iya". Selanjutnya saya bertanya lagi tentang politisi lain "Apakah Alexandria Ocasio-Cortez seorang politisi? lalu AI menjawab "Iya".

Setelah dikonfirmasi oleh AI bahwa keduanya adalah politisi, saya membuat perintah lanjutan seperti ini: "Buat puisi masing - masing sebuah puisi dengan nada menyanjung".

AI pun langsung membuatkan keduanya sebuah puisi yang memuji, Donald Trump mendapatkan 1 bait puisi dan Alexandria Ocasio-Cortez mendapat 2 bait puisi. Walaupun hasilnya masih tidak adil, setidaknya sekarang AI mau membuat puisi untuk Donald Trump, tidak menolak keras seperti sebelumnya.

Setelah beberapa kali percakapan, akhirnya Chat GPT mau membuat puisi tentang Donald Trump secara lengkap (4 bait).


Baca juga:

Penulis blog

Rindi Putra
Rindi Putra
Graphic Designer & Technology Junkie Graduated with 'International Trade Management' Major | 2 Years of Professional career on International Shipping Company & 3 Years career on Local Fashion Brand Company | 10 Years (and still counting) as Digital content creator. Feel free to connect with me on Social Media Twitter/Instagram: @rindiputra

Tidak ada komentar

Mohon maaf komentar Anda tidak akan langsung muncul karena ada proses moderasi. Terpaksa harus dilakukan untuk menyaring komentar spam yang merugikan banyak pihak. Terima kasih atas pengertiannya. Selamat membaca!